Kamis, 03 Mei 2012

Boiler, Pompa, Turbin dan Kondensor


A.   BOILER
1.  PENGERTIAN BOILER
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.  Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.  Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.  Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan  alat pemantau tekanan.  Sistem bahan bakar  adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut  air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari lua r ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan  economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

2.     JENIS BOILER
Bagian ini menerangkan tentang berbagi jenis boiler:  Fire tube boiler, Water tube boiler, Paket boiler, Fluidized bed combustion boiler, Atmospheric fluidized bed combustion boiler,  Pressurized fluidized bed combustion boiler, Circulating fluidized bed combustion boiler, Stoker fired boiler, Pulverized fuel boiler,  Boiler pemanas limbah (Waste heat boiler) dan and Pemanas fluida termis.
2.1    Fire Tube Boiler
Pada  fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa  dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam.  Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman,  fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2.  Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “ paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

2.2    Water Tube Boiler
Pada  water tube boiler,  air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan s team dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga.  Water tube boiler  yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500  –  12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers  yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:  
·      Forced, induced  dan balanced draft  membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran
·      Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
·      Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

2.3    Paket Boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi.  Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan  fire tube dengan transfer panas baik  radiasi maupun konveksi yang tinggi. 
Ciri -ciri dari packaged boilers adalah: 
·      Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat. 
·      Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik. 
·      Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik. 
·      Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik.
·      Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya. 
Boiler tersebut  dikelompokkan berdasarkan jumlah  pass nya yaitu  berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api.  Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga  pass/  lintasan dengan dua set fire-tube/pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

2.4    Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC) 

Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai  alternatif yang memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan –  rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi  polutan yang merugikan seperti  SOx  dan NOx.  Bahan bakar yang  dapat  dibakar dalam boiler ini  adalah batubara, barang  tolakan dari  tempat pencucian pakaian, sekam padi,  bagas & limbah pertanian lainnya.   Boiler  fluidized bed memiliki kisaran kapasitas yang luas yaitu  antara 0.5 T/jam sampai  lebih dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas  yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui  bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi  dalam aliran udara - bed  tersebut  disebut  “ terfluidisasikan” . 
Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung,   turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan  bed yang rapat.  Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan  terlihat seperti fluida - “ bed gelembung fluida/bubbling fluidized bed”.
Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidi sasikan dipanaskan hingga ke suhu  nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan  fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840OC hingga 950OC. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu  fusi  abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. 
Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari  bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed.  Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum  dan kecepatan  masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari  terbawanya partikel dalam jalur gas. 

2.5    Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah  Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC)  Boiler. Alat ini  hanya berupa  shell boiler konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti  telah dipasang  digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. 
Batubara dihancurkan menjadi ukuran  1 – 10 mm  tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator.  Produk gas hasil pembakaran melewati bagian  super heater  dari  boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir. 

2.6    Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam  bed sebanding dengan tekanan  bed  sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas.  Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya.  Gas panas dari cerobong    menggerakan turbin  gas pembangkit  tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan  kogenerasi  (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/combined cycle.  Operasi combined cycle (turbin gas & turbin  uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.   
2.7    Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk  padatan melayang  dari  bed.  Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah  siklon  merupakan aliran  sirkulasi  padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit  steam yang terletak dalam  bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser.   Boiler  CFBC  pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler  AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 –  100 T/jam steam.  Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler  CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar  lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan penangkapan  SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan  teknik pembakaran untuk pengendalian NOx  daripada  pembangkit  steam AFBC.


2.8    Stoker Fired Boilers
Stokers  diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-gate stoker.
2.8.1   Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi  pembakaran suspensi  dan pembakaran  grate. Batubara  diumpankan  secara kontinyu ke  tungku  diatas  bed pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke  grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam  bed batubara yang tipis dan pembakaran cepat.  Metode pembakaran ini memberikan leksibilitas yang baik  terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi  secara  cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena  hal ini,  spreader stoker  lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri. 

2.8.2   Chain-grate atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung  grate baja yang bergerak.  Ketika  grate bergerak sepanjang  tungku, batubara terbakar sebelum  jatuh pada  ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel  grate,  damper udara dan baffles,  untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah  karbon yang tidak terbakar dalam abu.  
Hopper umpan batubara memanjang di   sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku  dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate. 

2.9    Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara menggunakan batubara  halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga menggunakan batubara yang  halus. Teknologi ini  berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini.  
Untuk batubara jenis bituminous, batubara  digiling  sampai menjadi  bubuk halus,  yang  berukuran +300 micrometer (µm) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak  akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar.  Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian  nosel  burner.  Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300  - 1700 ° C,  tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna.
Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara,  respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll.  Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara  halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah  burner  dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku. 

2.10     Boiler Limbah Panas
Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi,  boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis.  Jika kebutuhan  steam lebih dari  steam yang dihasilkan  menggunakan gas buang panas,  dapat digunakan  burner  tambahan yang menggunakan  bahan bakar.  Jika  steam  tidak  langsung dapat digunakan,    steam  dapat dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin  uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin diesel. 



2.11     Pemanas Fluida Termis 
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung.  Dengan menggunakan  fluida petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang konstan.  Sistim pembakaran terdiri  dari sebuah  fixed grate dengan susunan  draft mekanis. 
Pemanas fluida thermis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga  pass dan dipasang dengan sistim jet tekanan. Fluida termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan pengguna.  Disini fluida memindahkn panas untuk proses melalui  penukar panas,  kemudian  fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang ioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi.  Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban sistim. 
Keuntungan pemanas tersebut adalah:  
·           Operasi sistim tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler steam.
·           Operasi sistim tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar  250 0C  dibandingkan kebutuhan tekanan steam 40 kg/cm2 dalam sistim steam yang sejenis. 
·           Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi. 
·           Efisiensi thermis yang baik  karena tidak adanya kehilangan  panas  yang diakibatkan oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.  
Faktor ekonomi keseluruhan  dari pemanas fluida thermis tergantung pada penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65 persen merupakan yang paling nyaman digunakan dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler.  Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas dalam gas buang akan mempertinggi tingkat efisiensi termis selanjutnya.



B.     POMPA
1.     PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan secara ringkas ciri-ciri utama pompa dan sistim pemompaan.

1.1   Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistim pemompaan?

Sistim pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US DOE, 2004).
Pompa memiliki dua kegunaan utama:
·         Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air)
·         Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang  melewati mesin-mesin dan peralatan)

Komponen utama sistim pemompaan adalah:
·         Pompa(beberapa jenis pompa dijelaskan dalam bagian 2)
·         Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistim udara
·         Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida
·         Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim
·         Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya
·         Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai persyaratan(misalnya tekanan, aliran) yang menentukan komponen dan susunan sistim pemompaan. Contohnya adalah alat penukar panas, tangki dan mesin hidrolik.
Pompa dan mesin penggerak biasanya merupakan komponen yang paling efisien energinya.

1.2    Karakteristik sistim pemompaan
1.2.1         Tahanan sistim : head
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim pada laju tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistim, yang juga disebut “head”. Head total merupakan jumlah dari head statik dan head gesekan/ friksi:
a)        Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang dipompakan (lihat Gambar 2a). Head statik merupakan aliran yang independen (lihat Gambar 2b). Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada berat cairan dan dapat dihitung dengan persamaan perikut:
Head statik terdiri dari:
·      Head hhisapan statis (hS): dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap garis pusat pompa. hS nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa, dan negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa (juga disebut “pengangkat hisapan”)
·      Head pembuangan statis (hd): jarak vertikal antara garis pusat pompa dan permukaan cairan dalam tangki tujuan.

b)        Head gesekan/ friksi (hf)
Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk mengalir dalam pipa dan sambungan-sambungan. Head ini tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan/ friksi sebanding dengan kwadrat debit aliran. Loop tertutup sistim sirkulasi hanya menampilkan head gesekan/ friksi (bukan head statik). Dalam hampir kebanyakan kasus, head total sistim merupakan gabungan antara head statik dan head gesekan.

1.2.2        Kurva kinerja pompa
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa yang secara grafis ditunjukkan dalam Gambar 5 sebagai kurva kinerja atau kurva karakteristik pompa. Gambar memperlihatkan kurva pompa sentrifugal dimana head secara perlahan turun dengan meningkatnya aliran.
Dengan meningkatnya tahanan sistim, head juga akan naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit aliran nol hanya dapat diterima untuk jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar

1.2.3        Titik operasi pompa
Debit aliran pada head tertentu disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa terbuat dari banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva sistim dengan kurva pompa sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6.

1.2.4         Kinerja hhisapan pompa (NPSH)
Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung dibagian dalam pompa. Hal ini dapat terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat dalam kran pengendali atau disekitar impeler pompa. Penguapan itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga pengaruh yang tidak dikehendaki:
·           Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air.
·           Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur sil dan bearing menjadi lebih pendek
·           Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total.
Head Hisapan Positif Netto Tersedia / Net Positive Suction Head Available (NPSHA) menandakan jumlah hhisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan merupakan karakteristik rancangan sistim. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah hisapan pompa yang diperlukan untuk menghindari kavitasi, dan merupakan karakteristik rancangan pompa.

2.     JENIS-JENIS POMPA
Bagian ini menjelaskan berbagai jenis pompa.2 Pompa hadir dalam berbagai ukuran untuk penggunaan yang luas. Pompa-pompa dapat digolongkan menurut prinsip operasi dasarnya seperti pompa dinamik atau pompa pemindahan positif.
Pada prinsipnya, cairan apapun dapat ditangani oleh berbagai rancangan pompa. Jika berbagai rancangan pompa digunakan, pompa sentrifugal biasanya yang paling ekonomis diikuti oleh pompa rotary dan reciprocating. Walaupun, pompa perpindahan positif biasanya lebih efisien daripada pompa sentrifugal, namun keuntungan efisiensi yang lebih tinggi cenderung diimbangi dengan meningkatnya biaya perawatan.
2.1    Pompa perpindahan positif
Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi: cairan diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan secara luas untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental.
Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara perpindahannya:
·         Pompa Reciprocating jika perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston. Pompa reciprocating hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur minyak.
·         Pompa Rotary jika perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gir, cam atau baling-baling dalam sebuah ruangan bersekat pada casing yang tetap. Pompa rotary selanjutnya digolongkan sebagai gir dalam, gir luar, lobe, dan baling-baling dorong dll. Pompapompa tersebut digunakan untuk layanan khusus dengan kondisi khusus yang ada di lokasi industri.
Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan yang sudah ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya. Sehingga jika pipa pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak pompa.

2.2    Pompa Dinamik
Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi: impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida.
Terdapat dua jenis pompa dinamik :
·         Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum digunakan untuk pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75% pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa sentrifugal. Untuk alasan ini, pompa ini dijelaskan dibawah lebih lanjut.
·         Pompa dengan efek khusus terutama digunakan untuk kondisi khusus di lokasi industri.



2.2.1         Bagaimana sebuah pompa sentrifugal bekerja?
Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana dalam berbagai proses pabrik. Gambar 8 memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi:
·           Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal jet pump oleh tekanan buatan.
·           Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.
·           Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
2.2.2         Komponen dari pompa sentrifugal
Komponen utama dari pompa sentrifugal terlihat pada Gambar 9 dan diterangkan dibawah ini:
·         Komponen berputar: impeller yang disambungkan ke sebuan poros
·         Komponen satis: casing, penutup casing, dan bearings.
a)        Impeler
Impeler merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik.
Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan head (=tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri untuk layanan head yang tinggi.
Impeler dapat digolongkan atas dasar:
·      Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran campuran
·      Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda
·      Bentuk atau konstruksi mekanis:
-     Impeler yang tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel (= penutup) pada kedua sisinya (Gambar 10). Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana baling-baling seluruhnya mengurung air. Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan, yang akan mengurangi efisiensi pompa. Dalam rangka untuk memisahkan ruang pembuangan dari ruang penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak diantara impeler dan wadah pompa. Penyambungan ini dilakukan oleh cincin yang dipasang diatas bagian penutup impeler atau dibagian dalam permukaan silinder wadah pompa. Kerugian dari impeler tertutup ini adalah resiko yang tinggi terhadap rintangan.
-     mpeler terbuka dan semi terbuka (Gambar 10) kemungkinan tersumbatnya kecil. Akan tetapi utnuk menghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal, volute atau back-plate pompa harus diatur secara manual untuk mendapatkan setelan impeler yang benar.
-          Impeler pompa berpusar/vortex cocok untuk bahan-bahan padat dan “berserabut” akan tetapi pompa ini 50% kuran efisien dari rancangan yang konvensio nal.
b)        Batang torak
Batang torak memindahkan torque dari motor ke impeler selama startup dan operasi pompa.
c)        Wadah
Fungsi utama wadah adalah menutup impeler pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk pompa multi-tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin batas keamanan yang cukup.
Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler. Oleh karena itu wadah pompa harus dirancang untuk:
·      Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa untuk pemeriksaan, perawatan dan perbaikan.
·      Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal
·      Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens secara langsung
·      Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor listrik) tanpa kehilangan daya.
Terdapat dua jenis wadah
·           Wadah volute (Gambar 11) memiliki impeler yang dipasang dibagian dalam wadah. Salah satu tujuan utamanya adalah membantu kesetimbangan tekanan hidrolik pada batang torak pompa. Walau begitu, mengoperasikan pompa dengan wadah volute pada kapasitas yang lebih rendah dari yang direkomendasikan pabrik pembuatnya dapat mengakibatkan tekanan lateral pada batang torak pompa. Hal ini dapat meningkatkan pemakaian sil, bantalan poros, dan batang torak itu sendiri. Wadah volute ganda digunakan bilamana gaya radial menjadi cukup berarti pada kapasitas yang berkurang.
·           Wadah bulat memiliki baling-baling penyebaran stasioner disekeliling impeler yang mengubah kecepatan menjadi energi tekanan. Wadah tersebut banyak digunakan untuk pompa multi-tahap. Wadah dapat dirancang sebagai:
-     Wadah padat (Gambar 12): seluruh wadah dan nosel dimuat dalam satu cetakan atau potongan yang sudah dibuat pabrik pembuatnya.
-     Wadah terbelah: dua bagian atau lebih disambungkan bersama. Bilamana bagian wadah dibagi oleh bidang horisontal, wadahnya disebut terbelah secara horisontal atau wadah yang terbelah secara aksial.
C.    TURBIN
1.      Pengertian Turbin
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air. Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo.
Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol fluid. "Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluid. Energi diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar.
2.      Penggunaan turbin
Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik. Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu. Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar. Sebuah turbin gas, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi sebuah turbin, kompresor, "kombustor", dan alternator.
Turbin dapat memiliki kepadatan tenaga ("power density") yang luar biasa (berbanding dengan volume dan beratnya). Ini karena kemampuan mereka beroperasi pada kecepatan sangat tinggi. Mesin utama dari Space Shuttle menggunakan turbopumps (mesin yang terdiri dari sebuah pompa yang didorong oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan propellant (oksig n cair dan hidrogen cair) ke ruang pembakaran mesin. Turbopump hidrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi 70.000 hp (52,2 MW). Turbin juga merupakan komponen utama mesin jet.



3.      Jenis-Jenis Turbin
3.1  TURBIN UAP
3.1.1      Pengertian
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap  menjadi energi kinetik kemudian  energi kinetik tersebut diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Poros turbin dihubungkan dengan yang digerakkan, yaitu gener ator atau peralatan mesin lainnya, menggunakan mekanisme transmisi roda gigi. Berdasarkan definisi tersebut maka turbin uap termasuk mesin rotary merupakan mesin  bolak-balik (reciprocating).Engine penggerak dimana  uap air, air, gas ataupun udara  yang memutarkan poros  dengan cara  mendorong sudu  yang  menyu dut seperti kipas. Ada dua  pasang sudu,  STATOR (tidak ber gerak) dan ROTOR (yang berputar). Poros turbin yang  berputar  dapat dihubungkan pada generator pembangkit tenaga listrik. Turbin termasuk mesin yang menghasilkan tenaga besar
Turbin  uap  digunakan  untuk  menggerakan generator listrik pada Stasion  pembangkit  dan baling- baling  kapal.  Turbin  air mirip seperti turbin uap dan tubin gas digunakan (kebanyakan) sebagai pengger ak pesawat udara sebagai mesin jet, dan juga kadang sebagai penggerak mesin-mesin di industri.

3.1.2      Perbedaan Turbin Uap Dengan Mesin Uap
a.         pada mesin uap
Di dalam mesin uap pengubahan tenaga didasarkan atas tekanan uap. Tekanan uap ini mendorong torak di dalam silinder, sehingga timbul gaya pada torak. Oleh batang penggerak gaya ini di teruskan ke kepala silang dan oleh batang engkol gerak lurus tersebut di ubah menjadi gerak berputar. Jadi pengubahan tenaga dari tenaga potensial menjadi tenaga mekanik pada mesin uap melalui beberapa alat, yang mana alat tersebut memerlukan pemeliharaan yang tidak mudah. Sebagai contoh pada lapisan/ sepatu katup pembagi uap dan kepala silang, setiap waktu harusdiganti agar tidak menimbulakan perluasan sehingga tidak macet/terlalu banyak menimbulkan keausan pada bagian yang terlalu bergerak. Kecepatan relative adalah nol bergerak pada tekanan tetap.
b.        pada turbin uap
Di dalam Sudu Turbin uap pengubahan tenaga di dassarkan atas kecepatan uap. Mula-mula uap di ekspansikan ke dalam pipa pemancar, yaitu dengan jalan merubah tekanan uap yang tinggi menjadi kecepatan uap yang sangat cepat. Dengan kecepatan uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu jalan. Akibatnya turbin uap akan berputar dan putaran ini di teruskan ke poros turbin. Pada turbin uap tidak memerlukan peralatan yang banyak, tetapi hanya memerlukan beberapa bagian yang sederhana saja. Kecepatan relative dipakai untuk mendorong sudu, bekerja dengan tenaga dinamis.

3.1.3      Keuntungan Turbin Uapa Jika Dibandingkan Dengan Mesin Uap
Ada beberapa keuntungan turbin uapa jika dibandingkan dengan mesin uap, yaitu sebagai berikut :
a.         Peralatan pada turbin tidak banyak ragamnya/lebih sederhana
b.        Gerak yang dihasilkan lebih tenang karena hanya gerak putar saja.
c.         Gerakan putarnya secara langsung tanpa perantara
d.        Torsi yang dihasilkan pada porsi lebih besar.
e.         Tidak ada kerugian gesek pada rotasinya.
f.         Dibandingkan denga mesain uap yang horizontal, maka turbin uap tidak memerlukan pondasi yang begitu besar.
g.        Dari ukuran turbin uap sama dengan mesin uap, maka turbin uapa memeperoleh daya yang lebih besar.
h.        Akibat banyak timbul gerak putar saja, maka getaran yang ditimbulkan lebih kecil dari pada mesin uap.

3.1.4        Kerugian Turbin Uap Jika Dibandingkan Dengan Mesin Uap
a.         Untuk mengekspansikan uap dibutuhkan peralatan yang khusus yaitu pipa pemancar
b.        Pipa pemancar memerlukan perencanaan yang sangat teliti
c.         Karena uap yang di pake untuk mendorong sudu jalan, padahal sudu jalan hanya merupaklan kepingan yang terbuka, sehingga diperlukan rumah turbin yang sangat rapat dan kuat, sehingga tidak timbul kebocoran uap sedangkan pada mesin uap hal tersebut di atas tidak memerlukan perhatian yang sangat penting.

3.1.5        Klasifikasi Turbin Uap
Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategri yang berbeda-beda, tergantung dari konstruksi, panas jatuh yang dihasilkan, keadaan mula-mula dan akhir dari uap, penggunaan dalam industri serta jumlah tingkat yang ada padanya.
a.    Sesuai dengan jumlah tingkat
1)        Turbin uap dengan satu tingkat tekanan dengan satu atau beberapa tingkat kecepatan, biasanya menghasilkan tenaga kecil. Banyak digunakan pada kompresor sentrifugal, blower dan lain-lain.
2)        Turbin uap dengan bebrapa tingkat tekanan, turbin ini dibuat dengan beberapa macam variasi dari kapasitas besar sampai kapasitas kecil.
b.    Sesuai dengan aliran uap
1)        Turbin axial yaitu suatu turbin dimana uap masuk ke sudu jalan dengan poros turbin
2)        Turbin radial yaitu dimana suatu aliran uap masuk ke sudu jalan tegak lurus terhadap poros turbin. Biasanya beberapa turbin satu atau lebih dengan tingkat tekanan rendah dibuat secara aksial.
c.    sesuai dengan jumlah silinder
1)        Turbin dengan satu silinder
2)        Turbin dengan dua silinder
3)        Turbin dengan tiga silinder dan lain-lain.
d.   Sesuai dengan pengaturan cara masuknya Uap
1)        Turbin dengan pengatur katub (throttle), uap baru masuk ke sudu jalan di atur oleh satu atau beberapa katub.
2)        Turbin dengan pengatur pipa pemancar, dimana uap baru masuk melalui dua atau beberapa alat pengatur yang dipasang secara berderet-deret.
3)        Turbin dengan pengatru terusan, dimana setelah uap baru masuk ke sudu jalan di teruskan ke sudu yang lain, bahkan sampai beberpa tingkat berikutnya.
e.    Sesuai dengan prinssip kerja dari uap
1)        Turbin aksi, dimana energy potensial uap direubah menjadui tenaga kinetis di dalam sudu tetap dan sudu jalan ernerggi kinetic di ubah menjadi energy mekanik
2)        Turbin reaksi aksial, pengembangan uap dilakukan di dalam sudu tetap dan sudu jalan, keduanya diletakkan dan sama luasnya.
3)        Turbin reaksi radial tanpa beberapa sudu antar tetap.
4)        Turbin reaksi radial yang mempunyai sudu antar tetap.
f.     Sesuai dengan prioses panas jatuh
1)        Condensing turbin dengan generator, pada turbin ini tekanan uap yang kurang dari satu atrmosfer dimasukan ke dalam kondensor. Disamping itu uapa juga dikeluarakan dari tingkat perantara untuk pemanasan air penambah. Turbin dengan kapasitas yang kecil pada perencanaan mulanya sering tidak mempunyai regenerator panas.
2)        Condensing turbin dengan satu atau dua tingkat penurunan perantara pada tekanan spesifik untuk keperluan pemanasan dan industri.
3)        Trusbin tekanan akhir atau back pressure turbin, dimana pengeluaran uap dipakai untuk tujuan industri dan pemanasan.
4)        Topping turbin, turbin ini seperti type pressure back turbine dengan perbedaaan bahwa pengeluaran uao dari turbin ini juga digunakan dalam medium dan turbin dengan tekanan rendah.
5)        Turbin tekanan rendah (tekanan pengeluaran rendah), dimana pengeluaran uap dari mesin uap torak, hammer uap, press uap dipakai untuk menggerakkan generator.
6)        Mix pressure turbine (turbine dengan tekanan campuran), dengan dua atau tiga tingkat tekanan, dengan mengganti uap yang keluar padanya dengan uap baru pada tingkat perantara.
g.    Sesuai dengan kondisi tekanan uap yang masuk pada turbin
1)        Turbin tekanan rendah (1,2 sampai 2 atm)
2)        Turbin tekanan menengah (penggunaan uap sampai 4 atm).
3)        Turbin tekanan tinggi, pemakaian uap di atas 40 ata
4)        Turbin tekanan sangat tinggi pemakaian uap sampai tekanan 170 ata dan suhu 5500C
5)        Turbin dengan tekanan super, dimana penggunaan uap dengan tekanan 225 dan di atasnya.
h.    Sesuai penggunaan dalam Industri
1)        Turbin stasioner dengan kecepatan konstan, untuk penggerak altenator.
2)        Turbin stasioner dengan variasi kecepatan untuk menggerakkan turbo blewer, pompa dan lain-lain.
3)        Turbin non-stasioner dengan variasi kecepatan, biasanya dipakai pada kalap, lokomotif dan lain-lain.

3.2  TURBIN AIR
Turbin air mengubah energy potential air menjadi energy mekanis. Energy mekanis diubah dengan generatormenjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energy potential air menjadi energy mekanis. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk tenaga industry untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energy yang dapat diperbaharukan.

3.2.1        Perbandingan Antara PLTA, PLTU, PLTD dan PLTN
PLTA bukan merupakan satu-satunya pusat listrik, tetapi pada dewasa ini banyak dikembangakan pusat listrik yang lain, misalnya pusat listrik tenaga uap, pusat tenaga gas, pusat listrik tenaga diesel dan pusat listrik tenaga nuklier.
a.    PLTA
1)        Untuk membangunnya memerlukan biaya yang tinggi.
2)        Biaya operasinya rendah
3)        Tidak memerlukan bahan bakar
4)        Relative mempunyai umru yang panjang
5)        Dapat bekerja pada variasi beban
6)        Bias dipakai dari beban dasar sampai beban puncak
7)        Dapat dibangun pada daya yang tidak terbatas
8)        Mudah dibangun dinegaara yang kaya akan sumber air.
b.    PLTD, PLTU dan PLTG
1)        Untuk membangun relative memerlukan biaya yang lebih rendah
2)        Biaya operasional tinggi
3)        Memerlukan bahan bakar
4)        Relatif mempunyai umur yang terbatas
5)        Hanya dapt bekerja pada beban tunggal
6)        Hanya mungkin beban tetap untuk beban dasar
7)        Hanya dapat dibuat untuk daya yang sangat terbatas,.
8)        Mudah dibangun di Negara yang kaya sumber minyak.
Karena di indonseia Negara yang kaya akan sumber air, maka PLTA merupakan prioritas utama disamping PLTD dan PLTU.

3.2.2        klasifikasi pembangkit listrik tenaga air
Sesuai daerah sejarah perkembangan PLTA, apabila ditinjau dari segi konstruksinya dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:
a.    PLTA dengan konstruksi sederhana yang disebut Kincir Airterdiri dari roda atau drum dimana pada sepanjang kelilingnya dipasang sudu-sudu yang berupa bilah. Bilah tersebut yang menerima pukulan air yang di teruskan ke roda atau drum dan langsung kepada poros kincir. Bentuk sudu atau bilah ada yang bermacam-macam,  da yang berbentuk lengkung, siku-siku dan adapula yang hanya lurus saja. Kincir air sangat fleksibel terhadap daerah pemasangannya.Berdasarkan cara pemasukan air ke dalam kincir, maka jenis kincir dibedakan menjadi :
1)        Overshot water wheel, pemasukan air pada jenis kincir ini melaului puncak atau bagian atas dari pada roda kincir.
2)        Breast water wheel, kincir air dimana pemasukan airnya melalui data atau bagian tengah roda kincir.
3)        Undershot water wheel, kincir dimana pemasukan airnya bagian bawah dari roda.



b.    PLTA dengan konstruksi yang kompleks disebut Turbin Air
Turbin air dapat digolongkan menjadi :
1)        Menurut jenis porosnya
·           Turbin air dengan poros tegak
·           Turbin air dengan poros mendatar
·           Turbin dengan poros miring
2)        Menurut tinggi rendahnya terjun air
·           Turbin dengan tinggi terjun rendah
·           Turbin dengan tinggi terjun menengah
·           Turbin dengan tinggi terjun tinggi
3)        Menurut kecepatan putar turbin
·           Turbin dengan kecepatan putar rendah
·           Turbin dengan kecepatan putar menengah
·           Turbin dengan kecepatan putar tinggi
4)        Menurut letak atau tempat didirikannya turbin
·           Turbin air hulu
·           Turbin air hilir
·           Turbin air yang dibuat dibawah tanah
·           Turbin air reversible (putar balik)
5)        Menurut daya yang dihasilkan
·           Turbin air dengan daya rendah
·           Turbin air dengan daya menengah
·           Turbin air dengan daya tinggi
3.2.3        keuntungan Turbin air terhadap penegak yang lain
a.    Turbin mempunyai umur yang panjang
b.    Lebih efisien dan mudah mengontrolnya
c.    Turbin dapat dikontrol secara otomatis
d.   Turbin dapat menunjukkan kemampuan sebagai unit yang selalu tersedia
e.    Turbin dapat bekerja dibawah beberapa ketinggian.



3.3  TURBIN GAS
Turbin gas adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya gas diperoleh dari pembakaran bahan bakar cair yang mudah terbakar. System turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin, yang disusun menjadi system yang kompak

3.3.1   Pemakaian system turbin gas
System turbin gas yang dipakai dalam berbagai tenaga antara lain :
a.    Dengan daya turbin yang besar
1)        Sebagai instalasi pembangkit tenaga listrik (PLTG)
2)        Untuk menggerakkan pesawat udara
3)        Sebagai marine power plant. Untuk menggerakkan kapal-kapal yang besar.
4)        Sebagai penggerak loko dengan system turbin gas
b.    Sedangkan dengan daya yang kecil system turbin gas banyak dipergunakan sebagai alat transportasi yang kecil antara lain bus, truk, auto mobil, pesawat kecil, motor boat.

3.3.2   Proses Kerja turbin gas
Tiga proses pokok yang terjadi di dalam turbin gas untuk memproduksi energi yaitu :
a.    Proses penekanan udara
b.    Proses pembakaran udara + bahan bakar.
c.    Proses pengembangan atau ekspansi gas hasil pembakaran.
d.   Komponen pokok system turbin gas
Sesuai dengan proses kerjanya ada 3 komponen pokok dalam system turbin gas, yaitu :
1)        Kompresor (K)
Kompresor adalah suatu alat yang digunakan untuk menghisap udara dan untuk selanjutnya dikompresi atau dimampatkan untuk menaikan tekanan. Ada beberapa kompresor yang kita ketahui :
·      Kompresor torak, yaitu kompresor yang mempergunakan torak sebagai alat untuk mengkompresikan udara di dalam silinder.
·      Kompresor sentrifugal, yaitu kompresor yang mempergunakan baling-baling (kipas, sudu-sudu) sebagai alat untuk menaikan tekanan. Sebagai ganti silinder pada kompresor torak adalah berupa rumah atau cacing.
Ada dua macam kompresor sentrifugal
o    Kompresor sentrifugal aliran Radial
o    Kompresor sentrifugal aliran aksial.
2)        Ruang pembakaran(RP)
Untuk mendapatkan energi pada turbin gas diperlukan adanya pembakaran bahan bakar dengan udara yang telah dikompresi oleh lompresor. Bahan bakar yang telah dikompresi tersebut dibakar sehingga timbul energy panas yang secara cepat energy tersebut di ekspansikan pada pipa pemanasan dan langsung untuk memutarkan sudu turbin. Berputarnya rotore turbin maka timbul energy mekanik yang dapat memutar kompresor. Kompresor menghisap dan mengkompresikan udara masuk ke ruang bakar.
Ada tiga tipe ruang bakar yang di gunakan, yaitu :
·      Tubular (Can) combustor
·      Annular combustor
·      Can annual combustor
3)        Turbin gas (T)
Gas panas di ekspansikan dari hasil pembakaran ruang bakar. Akibat adanya panas dalam bentuk partikel – partikel gas, sudu turbin mulai terdorong oleh tekanan gas fluida.Sudu yang tergabung dengan rotor menggerakan poros turbin dengan arah radial. Apabila tekanan yang dihasilkan dari ruang bakar konstan, perputaran dari turbin akan terjadi secara kontinu dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Perlu diketahui bahwa poros turbin dengan kompresor satu sambungan. Seteah melewati sudu-sudu turbin gas keluar melalui saluran buang dengan tekanan tinggi sehingga menimbulakan gaya dorong. Semakin tinggi tekanan uap maka gaya dorong yang dihasilkanpun semakin besar. Biasanya kebutuhan gaya dorong yang besar dipergunakan pada mesin-mesin Turbo pesawat terbang. Missal rocket yang mempergunakan turbojet sebagai penggerak gaya dorongnya.


D.    KONDENSOR
1.         Pengertian Kondensor
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap, fungsi utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan kembali. Selain itu, kondensor juga berfungsi untuk menciptakan back pressure yang rendah (vacuum) pada exhaust turbin . Dengan back pressure yang rendah, maka efisiensi siklus dan kerja turbin akan meningkat.

2.         Klasifikasi Kondensor
Secara umum, terdapat 2 jenis kondensor yaitu : direct-contact condenser dan surface condenser. Surface condenser adalah jenis yang paling banyak digunakan di powerplant.
2.1     Direct-contact Condenser
Seperti namanya, direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti : ketika digunakan dry cooling tower, pada geothermal powerplant, dan pada powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC). Ada beberapa tipe direct-contact condenser :
a.         Spray Condenser
Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada poin 2 bercampur dengan air pendingin pada poin 5 menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated, kemudian dipompakan kembali ke 4. Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya didalam dry- (closed-) cooling tower ke poin 5. Air yang didinginkan pada poin 5 disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.
b.        Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondenser. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric condenser, atau menggunakan diffuser seperti pada jet condenser.

2.2     Surface Condenser
Surface condenser merupakan jenis yang paling banyak digunakan di powerplant. Jenis ini merupakan heat exchanger tipe shell and tube, dimana mekanisme perpindahan panas utamanya adalah kondensasi saturated steam pada sisi luar tube dan pemanasan secara konveksi paksa dari circulating water di dalam tube. Secara spesifik, prinsip kerja surface codensor di bahas pada sub bab berikut.
Prinsip Kerja Surface Condenser
Prinsip kerja surface condenser seperti tampak pada gambar 3.17. adalah sebagai berikut. Steam masuk ke dalam shell kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di kondensor. Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem.
3.    Surface condenser
Prinsip kerja surface condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor melalui steam inlet onnection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem.


a. Horizontal condenser

Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian tengah kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

b. Vertical condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat bagian atas kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

3.      Direct-contact condenser
Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung dengan air pendingin.
Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
  1. Geothermal powerplant
  2. Pada powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Spray Condenser
Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.Kemudian dipompakan kembali ke cooling Tower . Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya didalam dry- (closed-) cooling tower . Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.


• Kekurangan dan Kelebihan Kondenser
A. Horizontal Kondenser
  1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran kecil dan ringan
  2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
  3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
  4. Pipa pendingin mudah dibersihkan
B. Vertikal Kondenser
  1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
  2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
  3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen

5 komentar:

  1. kalo proses terjadinya vacum ada gak,,,kalo bisa juga sekalian klasifikasinya dong,,

    BalasHapus
  2. mksh mas atas file2nya, smg Allah mencatat sbgai amal kebajikan....

    BalasHapus
  3. Thanks bgt mas untuk sharing ilmunya. Visit back ya di Depid's Blog

    BalasHapus
  4. ~chemicals boiler water treatment berkualitas untuk perawatan mesin boiler dari penumpukan kerak dan bahaya korosi.

    ~SCALE REMOVER chemicals cleaning boiler sebagai pelunakan kerak kapur dan silica.

    Chemicals Coagulant Waste Water Treatment yg sangat efektif untuk pengolahan air limbah industri.

    ~PAC Liquid
    ~PAC Powder
    ~Decoloring Agent
    ~Polymer Anionic
    ~Polymer Cationic
    Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi saya di email :tommy.transcal@gmail.com(tommy)

    BalasHapus